RSS

Provinsi Aceh. Takengon, Kota Kecil Indah di Tepi Danau Laut Tawar.

Takengon. Kota kecil di tepi Danau Laut Tawar dan berada di tengah Provinsi Nangroe Aceh Darussalam ini sangat indah. Tuhan menciptakan alam yang elok dengan hawa sejuk bagi Takengon yang berada 1200 m di atas permukaan laut.

Takengon berasal dari bahasa aceh “tikungan” yang arti nya kelokan karena untuk menuju ke kota kecil ini harus melewati tanjakan perbukitan dan menelusuri lereng-lereng gunung dengan jalan berkelok-kelok. Sebagai ibukota Kabupaten Aceh Tengah, Takengon memiliki kekayaan sumber daya alam di bidang pertanian yang melimpah. Damar dan kopi arabika adalah produk pertanian unggulan yang terkenal dari sini dan diekspor ke manca negara sejak jaman kolonial Belanda. Orang lebih mengenal kopi Takengon sebagai kopi gayo. Kopi yang berasal dari dataran tinggi Gayo. Beberapa toko penjual kopi dan warung kopi mudah ditemukan di kota ini. Wisatawan yang datang jauh-jauh ke Takengon akan sayang rasanya bila melewatkan kesempatan menikmati kopi gayo langsung di tempat asalnya. Ada buah lainnya yaitu durian Takengon yang juga terkenal akan lezatnya.

Takengon juga memiliki keindahan alam yang sebanding dengan Danau Toba di Sumatera Utara. Danau Laut Tawar di Takengon sangat indah dan alami. Airnya jernih, bersih dan tampak membiru di kala kondisi cerah dan langit biru. Bukit-bukit hijau sebagai pagar danau menambah keindahan alam Takengon. Udara sejuk melengkapi suguhan alam di depan mata. Dari jauh, tampak Kota Takengon yang berada di tepi danau. Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan dengan tepat untuk keindahan ini kecuali mengagumi kebesaran Allah SWT, yang Maha Indah, akan ciptaan-Nya yang indah.

Takengon menjadi salah satu tempat adanya bukti bahwa Aceh telah dihuni manusia sejak zaman Mesolitikum. Selain di kabupaten Aceh Tamiang, peninggalan kehidupan prasejarah di Aceh juga ditemukan di dataran tinggi Gayo tepatnya di Ceruk Mendale dan Ceruk Ujung Karang yang terdapat di sekitar Danau Laut Tawar. Saat ini ceruk Mendale menjadi obyek wisata arkeologi prasejarah Loyang Mendale. Penemuan situs prasejarah ini mengungkapkan bukti adanya hunian manusia prasejarah di Aceh sejak 7.400 hingga 5.000 tahun yang lalu.

Berkeliling kota Takengon tidaklah lama. Pasar pagi dan kompleks perkantoran pemerintah Kabupaten Aceh Tengah tidak terlalu jauh. Bukit tinggi dengan tulisan Gayo Highland Tanoh Gayo tampak jelas dari dekat perkantoran pemerintah ini. Bangunan-bangunan kantor pemerintah dan mesjidnya tampak bagus. Demikian pula jalan-jalannya.

Lokasi Takengon yang berada di tengah Aceh sedikit menyulitkan untuk pemasaran hasil pertanian. Oleh karena itu, hasil pertanian Takengon sebagian besar diangkut ke kota Bireuen yang berada di sisi timur Aceh. Jalan sepanjang Takengon- Bireuen kondisinya bagus dan lebar. Menyaksikan langsung pemandangan indah bukit barisan, jalan berkelok-kelok tajam dan curam dengan diselingi hutan lebat menjadi pengalaman yang mengesankan sewaktu mengunjungi Takengon. Pada titik tertentu, menjumpai segerombolan monyet yang mengharapkan pemberian makanan dari setiap kendaraan yang lewat. Sekali lagi, Indonesia sungguh indah.

Palembang, 14 Juni 2016