RSS

Thailand: Bag. 1 – Jim Thompson House & Museum, Mengenal Rumah Tradisional Thailand

Thailand: Bag. 1 – Jim Thompson House & Museum, Mengenal Rumah Tradisional Thailand

Hanya 10 menit berjalan kaki dari BTS National Stadium Station Exit 1 menuju Soi 2 Kasensam Rama I Road, tiba di Jim Thompson House and Museum yang berada di ujung jalan sebelah kiri. Buka setiap hari 9:00 AM – 5:00 PM, tempat ini menjadi terkenal semenjak pemiliknya Jim Thompson, seorang arsitek berkewarganegaraan Amerika, menghilang misterius di hutan Malaysia Cameron Highlands pada 26 Maret 1967.

Jim Thompson lahir di Greenville, Delaware 1906 dan pada masa Perang Dunia II diminta bergabung bersama US Army. Pernah bertugas di Eropa dan Asia kemudian dikirim ke Bangkok. Jatuh hati dengan kota ini, setelah keluar dari US Army, Jim memutuskan untuk menetap di Bangkok. Kecintaannya akan Thai Architecture, mendorong Jim ingin memiliki tempat tinggal dengan arsitektur tradisional ala Thai.

Jim membangun kompleks kecil dengan enam bangunan kayu bergaya arsitektur tradisional Thai. Semua bangunan merupakan bangunan tua bahkan sebagian besar telah berumur dua abad. Bangunan tersebut berada di tempat sekarang setelah dibawa dari kota asalnya, ibukota tua Thailand sebelumnya – Ayudhya. Bangunan dicat warna merah mengikuti warna yang sering dijumpai pada bangunan tua tradisional Thai. Ritual tradisional Thai dilakoni Jim selama masa konstruksi dan rumah tersebut ditempati Jim pada 1959.

Pengunjung masih dapat melihat enam bangunan tersebut. Bangunan kayu bertiang layaknya rumah-rumah yang sering dijumpai di Indonesia. Antisipasi terhadap banjir tujuannya. Taman-taman hijau dan rindang menambah kesan alami dan sejuk menyatu dengan bangunan bernuansa alami tersebut. Dua bangunan besar di bagian depan dekat pintu masuk dijadikan etalase produk sutera Jim Thompson dan loket penjualan tiket masuk. 100 Baht dikenakan untuk setiap pengunjung. Di muka loket, terdapat meja panjang dengan deretan 4 bakul berisi kokon sutera dan benang sutera mentah. Kompor dan peralatan sederhana diletakkan di dekat meja. Pengunjung akan dijelaskan oleh pemandu mengenai proses pembuatan sutera.

Melintasi gerbang sederhana, tiba di hamparan batu alam berwarna putih dengan bangunan di sisi kiri dan kanan serta dua bangunan kecil di sudut kiri di antara rimbunan pohon dan tanaman. Menarik menyaksikan bangunan tradisional Thai berwarna merah diantara rimbunan pohon. Pengunjung dapat mememasuki bangunan-bangunan tersebut dan mengamati barang-barang tua yang ada didalamnya. Peralatan pintal sutera, keramik peralatan makan, patung kecil perunggu, manuskrip kuno, lukisan tua dan masih banyak barang menarik lainnya. Puas berkeliling, dapat berisitirahat sejenak duduk di beberapa kursi panjang di tepi hamparan batu putih sambil merasakan atmosfir kehidupan tradisional Thai disimbolkan dengan bangunan rumahnya. Samar tercium aroma air kanal di belakang tempat ini. Aroma kurang sedap yang menyatu dengan tempat ini. Namun hal ini tidaklah aneh karena bangunan bertiang sudah seharusnya dibangun berada di dekat air yang siap meluap kapanpun.

Selain kecintaannya terhadap arsitektur tradisional Thai, Jim juga ikut mengembangkan dan melestarikan tekstil tradisonal Thai khususnya sutera. Saat ini, bangunan utama di bagian depan dijadikan tempat penjualan berbagai produk sutera berkualitas terbaik. Tempat ini menjadi tujuan akhir pengunjung untuk membeli beberapa souvenir sebelum meninggalkan Jim Thompson House & Museum.

Yogya, 23 November 2012

DSC_0067 - 1

Petunjuk menuju Jim Thompson di National Stadium Station

DSC_0081 - 1

Papan penunjuk JIm Thompson di depan Soi 2 Kasensam Rama I Road. Tampak Tuk Tuk mengantar penumpang menuju Jim Thompson.

DSC_0105 - 1

Jim Thompson House & Museum terletak di ujung Soi Kasensam

DSC_0116 - 1

Tarif tiket pengunjung

DSC_0143 - 1

Selain tiket, Pengunjung mendapat selembar sejarah singkat Jim Thompson dan peta menuju lokasi ini.

DSC_0146 - 1

Sambungan kayu pada bangunan rumah Jim Thompson

DSC_0147 - 1

Bagian bawah salah satu bangunan dijadikan ruang tour guide

DSC_0148 - 1

Bangunan kayu tradisional Thai

DSC_0153 - 1

Hijau dan asri di lingkungan Jim Thompson

DSC_0164 - 1

Seorang gadis tour guide menjelaskan kisah Jim Thompson kepada wisatawan asing dalam bahasa Perancis

DSC_0172 - 1

Alat tenun tradisional dan pemintalan benang sutera di bawah rumah tinggal Jim Thompson

DSC_0318

Cat merah menjadi ciri rumah tradirional Thai

DSC_0228

Jalan setapak dengan hijau tanaman di sekitar rumah

DSC_0184

Kayu menjadi unsur utama bangunan

DSC_0185

Detail dinding rumah

  DSC_0187

Ruang dalam

DSC_0188

Interior dalam rumah

DSC_0194

Bukaan jendela lebar membiarkan udara bebas masuk ke dalam rumah

DSC_0205

Tangga kayu

DSC_0217

Tiang kayu sebagai penyokong utama rumah

  DSC_0220

Halaman luas di antara bangunan

DSC_0226

Hamparan batu alam berwarna putih menambah kesan alami

DSC_0252

Ukiran kayu di panel pintu masuk dan penampang dekat atap

DSC_0240

Bagian dalam rumah berlantai kayu

DSC_0244

Catatan dan gambar kuno

DSC_0251

Ukiran kayu khas Thai

DSC_0289

Bangunan kayu tradisional Thai tampak kokoh

DSC_0280

Wisatawan beristirahat menikmati suasana eumah traditional Thai

DSC_0296

Rindang dan sejuk

DSC_0264

Berbagai patung tua terbuat dari perunggu, emas dan perak ikut dipamerkan di salah satu bangunan

DSC_0262

Keramik kuno

DSC_0300

Art shop

DSC_0301

Berbagai barang dibuat dari Thai Silk berkualitas tinggi dijual di art shop

DSC_0307

Sepasang pengunjung tertarik akan kepompong ulat sutera dan benang sutera yang diletakkan di muka art shop

DSC_0315

Alat untuk pewarnaan benang sutera

DSC_0324

Jim Thompson berlokasi di dekat kanal dengan permukiman muslim di sisi lain kanal

DSCN6712

Me & Traditional Thai hand made bag at Jim Thompson House and Museum

 

2 responses to “Thailand: Bag. 1 – Jim Thompson House & Museum, Mengenal Rumah Tradisional Thailand

  1. Ari

    27 Maret 2013 at 22:20

    Nice concept,nice home ‘n good green.mgkn kl pny artikel tentang rumah hijau di lahan sempit blh jg tuh..

     
    • Korlena

      27 Maret 2013 at 22:20

      kebetulan sekarang belum punya artikel tsb… bila ada akan sy share 🙂

       

Tinggalkan komentar